Jumat, 31 Mei 2013

Ketika Ini Lebih Dari Sekedar Fiksi :)




Aku mau menyanyikan cerita tentang kita, namun belum terkumpul kisah yang cukup panjang untuk dijadikan lagu. Hanya saja nada sudah ada, suara kamu selama ini menjadi melodi.

Potongan memori tentang kamu bermain di dalam kepala. Lebih tajam mengalahkan bayang yang lain. Aku simpan semuanya dengan hati-hati, takut melewatkan satu.

Aku masih di sini, menjalin setiap momen untuk dijadikan lagu. Tak perlu terburu-buru, setiap detik bersama kamu adalah berharga. Jangan cepat berlalu

Minggu, 26 Mei 2013

Mother, You Are God's Gift!


"Mothers hold their children's hands for a short while, but their hearts forever."
 Anonymus

Suatu hari seorang bayi bertanya kepada Tuhan,"Mereka bilang Kau akan mengirimku ke bumi besok. Apakah itu benar? Lagu bagaimana bisa aku akan tinggal di sana? Aku begitu kecil dan tak berdaya.."

"Malaikatmu akan menunggu dan akan menjagamu."

Sang bayi bertanya lebih lanjut, "Tetapi katakan padaku,di sini (Surga) aku tidak perlu melakukan apapun kecuali bernyanyi dan tersenyum untuk bahagia."

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan bernyanyi dan juga akan tersenyum untukmu. Kamu akan merasakan kasih tulus malaikatmu dan merasa sangat bahagia.."

Sekali lagi bayi itu bertanya, "Dan bagaimana aku akan mampu mengerti saat orang berbicara kepadaku jika aku tidak tahu bahasa?"

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan memberitahumu kata-kata paling indah dan termanis yang pernah kamu dengar. Dan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang,malaikatmu sendiri yang akan mengajarkanmu bagaimana caranya berbicara."

"Dan apa yang harus aku lakukan saat aku ingin berbicara dengan-Mu?"

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan melipatkan tanganmu bersama-sama dan akan mengajarkanmu bagaimana caranya berdoa."

"Lalu, siapa yang akan melindungiku di saat aku butuh pertolongan?"

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan melindungi dan membelamu, sekalipun hal tersebut harus mempertaruhkan nyawanya."

"Tetapi aku akan sedih karena aku takkan bisa melihat-Mu lagi."

Tuhan berkata, "Malaikatmu akan selalu berbicara dan menceritakan banyak hal kepadamu tentang Aku dan akan mengajarkanmu cara untuk dapat kembali kepada-Ku suatu saat nanti, meskipun sesungguhnya Aku akan selalu ada di sampingmu."

"Benarkah?"

Pada saat itu ada kedamaian di Surga, namun suara-suara dari Bumi dapat didengar-Nya, dan setiap bayi yang harus pergi kemudian bertanya, "Tuhan, jika aku memang harus pergi sekarang, dapatkah Engkau memberitahuku siapa nama malaikatku?"

"Kamu akan selalu memanggilnya,"MAMA.'"

... The baby grows up. She learned many things. Then, at one day she realized how blessed she is to have her angel besides her. She said gratefully, "God, I do believe in love at the first sight, because I know I've been loving my mom since the first time I opened my eyes. Thank God I've met my angel. Thank You for sending me: "MOM" :) ♥ 

HAPPY BIRTHDAY, MOM!  I THANK YOU &  I LOVE YOU! 

Minggu, 05 Mei 2013

Cerita Kota :)



Di tengah sengat siang, seorang bapak setengah baya berlari ke kesana kemari, sesekali menyeka keringat dengan terus menjajakan barang dagangannya diantara antrian motor dan bis yang berlomba ingin melajukan kendaraanya. Sesekali raut muka bahagia nampak, ketika satu barangnya telah laku, tetapi sesekali juga Ia agak sedikit muram dengan bersender dipagar pembatas jalan, melepas lelah dengan barang yang masih penuh ditangannya.

Seorang perempuan naik dengan tergesa ke bus kota. Takut dengan mobil-mobil yang tidak sabar dengan klaksonnya yang cerewet. Menghela nafas saat duduk. Lelah dengan aktifitas harian. Penat. Tidak bisa pergi berbelanja ke mall seperti yang lain karena harus belajar menghemat. Para pedagang asongan dan koran merendenginya dengan dagangan dari luar bus. Berisik, ia memalingkan muka dari jendela. Jenuh. Ingin sesuatu yang baru, yang lebih. Marah, mengapa hidupnya tidak semenyenangkan yang lain.

Lampu jalanan berubah hijau. Seorang laki-laki belasan tahun lari tergesa menjauhi bus kota. Menuju trotoar. Kaki kotornya telanjang di tengah aspal panas. Hati-hati dia gendong koran-koran jualannya. Mengusap peluh sambil berjalan menuju warung makan beratap terpal. Tempat makan yang sama, yang dia kunjungi sehari sekali. Lauk yang sama. Waktu yang sama. Waktu makan siang. Waktu di mana dia dapat memberi kesempatan kepada perutnya untuk bergembira sesaat.

Tak jauh dari warung makan beratap terpal itu, di kolong sebuah jembatan batu, ada seorang gadis kecil duduk memeluk kakinya. Deru mobil mewah di atasnya adalah satu-satunya musik yang dia dengarkan nyaris seharian. Tangan kusam dan hitam legam itu mengorek bebatuan di samping kakinya. Semoga ada orang baik yang membelikannya nasi bungkus. Atau dia harus merelakan satu hari lagi tanpa makanan.

Dari jauh seorang tua renta tertatih pelan. Hendak menuju jembatan batu, berlindung dari sengat matahari di kolongnya. Namun karena lelah, jembatan itu terasa terlalu jauh. Dia bersender ke tiang di samping sambil menatap kosong. Menjatuhkan tubuhnya ke jalan. Meringkuk. Panas. Lapar. Entah kapan terakhir makan. Lelah, ingin tidur. Dia menutup matanya, tanpa mengetahui bahwa mata itu tidak akan terbuka lagi. 

Di sisi lain, seorang pengemis duduk. Merapikan selendang lusuhnya sementara si anak yang selalu digendong ke mana-mana asik bermain dengan gelas plastik. Mata si ibu menatap kosong ke langkah para pejalan kaki yang dihiasi oleh sepatu mahal. Berandai-andai kapan ia bisa memiliki sepasang. 

Bis itu terus berjalan…
 ***

Anugerah Dia beri setiap hari sehingga menjadi biasa dan terbiasa. Lalu meminta lebih, tanpa melihat mereka yang kurang. Manusia memang kadang suka lupa mengucap syukur.

Intinya, kehidupan ngampus yang memaksa naik kendaraan umum tiap harinya membuat saya jadi dipaksa melihat sekitar. Saya jauh lebih beruntung dibanding mereka di sekeliling saya dan saya bersyukur karenanya. 

Tapi saya punya satu kesamaan dengan mereka. Suara saya. Jarang didengar. Dan saya juga lelah bersuara. Mahal soalnya kalo mau didengar dan saya tidak sekaya itu. 

Dan semoga, kesamaan ini membuat saya ingin berbagi dengan mereka, yang mana pada dasarnya kami sama. Seonggok daging yang bisa bicara dan punya nama, begitu kalo kata Donny Dhirgantoro. Tapi saya mencoba untuk tidak hanya menjadi seonggok daging itu. Saya mau punya makna. Dan saya akan berusaha. 

Berusaha untuk berbagi dan melihat kehadiran Sang Pencipta dalam setiap manusia. 

(terinspirasi saat membaca "2" by Donny Dhirgantoro, dan akhirnya terpublikasikan, setelah sekian lama cerita ini cuma tersimpan berupa draft di notes handphone )

This 'New' Normal :)



Beberapa minggu lalu, saya dan mama pergi berbelanja ke pasar swalayan dimana kami biasa belanja bulanan. Saya memang paling seneng kalo udah diajak ke pasar swalayan yang satu itu, kenapa? karena saya udah tahu tempat-tempat dimana tempat sayur,buah, dll. Jadi, waktu berbelanja pun jadi lebih singkat hehehe. Akan tetapi, hari itu.. betapa alangkah kagetnya saya (tepatnya sedikit terperangah) dengan kondisi didalam tempat itu, semuanya berubah-bah-total, malah saya sempet bilang ke mama saya, “kok bisa berubah gini ?” Memang sih sebelumnya saya melihat tempat itu lagi dilakukan perbaikan, tapi saya ngga tau kalo sama dalem-dalemnya juga . Alhasil, saya agak bingung juga waktu nyari-nyari barang yang dibutuhin, biasanya ditempat sana, jadi pindah ke sini. Bener-bener bikin (agak) sedikit ribet. Ketika pulang saya pun mikir, jadi agak males ke tempat itu lagi, tapi setelah berkali-kali kembali kesana. Akhirnya, saya mulai terbiasa dan mulai menikmati (kembali) berbelanja disana. 

Begitu juga dengan saya, banyak yang sedang saya pikirkan akhir-akhir ini. Mengenai semua “bidang” yang ada dalam kehidupan saya. Semua yang terjadi tidak bisa dijelaskan dan saya juga tidak bisa mencari tahu penjelasannya. Yang saya bisa jalani sekarang hanyalah... tetap melangkah dan menjalani hidup saya dengan berusaha menyesuaikan diri dengan 'this new normal' life.

Saya menulis ini bukan maksud untuk mengeluh atau apapun. I'm fine. This 'new normal' life is okay tho'. Saya belajar banyak hal walaupun dengan susah payah dan 'banjir bandang'. Saya sadar ini semua hanya soal waktu dan proses.

Philip Yancey mengatakan di bukunya 'What Good is God?' bahwa banyak orang yang berusaha memperbaiki dan kembali pada kenormalan hidupnya yang dulu setelah sebuah masalah atau tragedi. Padahal jauh lebih baik untuk menyesuaikan diri dengan kenormalan yang baru. Menyesuaikan ritme hidup yang berubah dan menikmatinya.

Jadi itu yang saya coba lakukan. Mencoba menemukan ritme hidup saya yang sekarang dan menikmatinya.  Lagipula, Tuhan itu baik, karena dia memberikan teman-teman baik yang mendukung saya. Teman-teman itu saya kenal sejak saya memasuki 'the new normal'.

It's true that where God leads, He provides.

Saya pernah sekali mengatakan pada teman saya bahwa saya kangen dengan kehidupan saya yang dulu. I miss the old times. Then he wisely answered "You will get new 'times'. 'Times' that will become another old times."

Iya, bener banget. Buat apa saya tetap fokus pada masa lalu saya. Itu semuanya hanyalah 'those good old times' yang saya syukuri dan sekarang tugas saya adalah membuat semua moment saat ini menjadi 'another those good old times' kalau di masa depan nanti saya melihat ke belakang.

Toh, saat ini banyak sukacita-sukacita baru yang Tuhan bawa ke dalam hidup saya dan ini semua gak bisa terjadi tanpa saya memasuki era 'the new normal'. Sukacita-sukacita kecil yang saya syukuri.

Semua yang terjadi dalam hidup kita pasti mengajak kita untuk bersyukur. Kebahagiaan itu selalu ada, tapi semua balik pada keputusan kita untuk mau melihatnya atau tidak.

Saat ini saya sedang belajar untuk melihat kebahagiaan-kebahagiaan tersebut atau bahkan menciptakan kebahagiaan kecil/excitement saya sendiri. Misalnya olahraga bersama keluarga saat weekend. Jadi selama saya menjalani minggu tersebut, saya akan 'fokus' pada kebahagiaan kecil yang bakal terjadi saat weekend.

Bisa juga dengan membaca buku yang sudah ditinggal lama. Saat ini saya lagi berusaha menghabiskan What Good is God? karya Philip Yancey. Ada beberapa poin yang saya dapatkan dari buku tersebut. Kesibukan kadang menyita perhatian saya dari mempelajari hal-hal yang utama. Saya gak mau kalau saya sampai lupa belajar bersama Tuhan dan malah fokus mengejar hal-hal yang fana. Jadi sebisa mungkin saya akan menciptakan waktu membaca saya sendiri. Good books, good music, and a cup of coffee. Yay!

Intinya rasa takut dan gentar itu pasti ada, tapi kita bisa memilih buat mengalahkannya. Ciptakan kebahagiaan kecil dan nikmati semua moment saat ini. Segala hal tidak berlangsung selamanya kok, mau itu momen yang menyenangkan atau menyebalkan sekalipun. Kita hanya harus belajar dan percaya pada Tuhan, bahwa segalanya itu terjadi demi kebaikan kita dan tidak lepas dari kontrolNya.

Bersyukur bahwa akan ada masanya nanti kita akan kembali menjadi lebih baik. Just keep your faith.

So do not fear, for I am with you; do not be dismayed, for I am your God. I will strengthen you and help you; I will uphold you with my righteous right hand - Isaiah 41:10

But seek first His kingdom and His righteousness, and all these things will be given to you as well. - Matthew 6:33

 

Template by BloggerCandy.com