Sabtu, 12 Agustus 2017

15.42



Betapa menyenangkannya diterima oleh sekitar kita. Rasa penerimaan itu begitu candu sehingga banyak orang melakukan segala hal supaya diterima. Berubah, menyesuaikan, atau mungkin meniru. Yang miris adalah kalau pada akhirnya kita diterima oleh sekitar bukan karena hal yang sejatinya kita ingin diterima mereka.

Saya pernah berusaha begitu rupa supaya diterima, berlaku sedemikian rupa yang sebetulnya bukan sepenuhnya saya suka dan inginkan. Rasa senang ketika diterima mengalahkan kejujuran terhadap diri sendiri. Saya kira mereka dan saya akan senang kalau saya seperti mereka.

Perlu suatu perjalanan untuk mengalahkan rasa tersebut dan membiarkan kejujuran bermain peran. Perjalanan yang tidak singkat. Perjalanan yang melelahkan, tapi layak ditempuh, supaya pada akhirnya saya berada di tempat yang dengan sepenuh hati saya cintai. 

Saya punya rute saya sendiri. Kamu pun. Kita semua sama. Melangkah dan menari untuk menghasilkan suatu tarian yang memang paling sesuai dengan gerakan kita sendiri. Temukan dan bawa ceria untuk semua.

Jalan saya mungkin tidak seperti banyak orang. Pilihan saya mungkin dianggap begitu aneh. Tidak ada yang salah, mereka maupun saya. Semua hanya soal masing-masing diri. Bagaimana setiap orang punya karya akan hidupnya sendiri. Tidak selalu logis, tidak selalu sedap dipandang, tidak selalu sesuai dengan selera orang banyak, tapi yakin lah masing-masing punya maknanya tersendiri. Termasuk saya.

Memutuskan untuk berbelok, menempuh jalan baru, dengan lebih jujur. Lebih berani. Berdiri untuk berkarya dari diri sendiri. Bersuara. Berpendapat. Bukan untuk mencari perhatian dengan sengaja berbeda, tapi untuk menyampaikan suara dari hati yang apa adanya.


 

Template by BloggerCandy.com